Sunday, March 31, 2013

Artikel Geologi Recources : Kaya Energi, Antri BBM


Selasa, 06 September 2011


KAYA ENERGI, ANTRI BBM
Oleh : M. Anwar Siregar
 
Disparitas harga BBM di Indonesia dan dunia sangat dipengaruhi oleh gonjang-ganjing politik di Timur Tengah dan perseteruan Amerika Serikat. Pemerintah seharusnya memahami hal ini, karena dapat menyebabkan gejolak dan kelangkaan BBM, dan cerita lama terulang lagi. Setiap menjelang bulan ramadhan ataupun kalau sudah berlangsung 2 tahun tidak ada kenaikan harga BBM maka para pengusaha melakukan tindakan “pengoplosan” dan penyeludupan BBM keluar negeri, peningkatan pemakaian konsumsi BBM di Tanah Air memang salah satu penyebab beberapa SPBU mengalami kelangkaan karena kemampuan daya beli masyarakat memiliki kendaraan pribadi meningkat tajam. Namun hal ini bukan faktor yang signifikan penyebab utamanya, tetapi pemerintah itu yang lambat dalam meregulasi pemanfaatan energi-energi terbarukan secara massal, dapat mengurangi ketergantungan energi konvensional atau bahan bakar solar untuk pembangkit energi PLN dan industri serta sarana transportasi.
Pemerintah “lebih suka” melakukan pembatasan dan penghematan penggunaan BBM. Pemerintah seharusnya sudah memahami hal ini karena gejolak BBM dan TDL di Indonesia merupakan kebijakan yang tidak elok bagi masyarakat, mengundang unjuk rasa dan anarkis rakyat.
ENERGI ALTERNATIF
Dari hasil penelitian dan pemetaan geologi SDA oleh ahli geologi Indonesia telah tercatat, beberapa sumber daya energi alternatif yang dapat digunakan hingga dua abad tanpa harus bergantung dengan sumber bahan bakar minyak bumi (energi konvensional). Beberapa energi alternatif yang sudah terdiskripsi dengan baik, hingga dapat dilaksanakan pengeksploitasian dan pengeksplorasian, yaitu :
1. Dipantai bagian barat Sumatera, terdapat sumber daya bumi berupa hidrat gas dan gas biogenik. Berbentuk energi beku yang tersimpan didalam sedimen laut dalam, yang merupakan senyawa inklusi yang mengandung kristal dan membentuk suatu campuran air dan gas metana dalam bentuk es. Satu meter kubik hidrat gas jenuh sama dengan 190 meter kubik standar gas metana.
Satu wilayah laut Indonesia yang teridentifikasi mengandung hidrat gas, oleh hasil peneliti geologi BPPT adalah terdapat di Pantai Sumatera bagian Barat, Jawa Barat disisi selatan Laut Hindia, seluas 22.000 km persegi. Begitu juga terdapat di Laut Sulawesi seluas 18.000 km persegi serta Laut Sulu di garis Wallace yang mengandung kira-kira 14.000 km persergi. Total seluruhnya dapat mencapai 218 juta TCF2 untuk pemakaian lebih 180 tahun.
2. Energi-energi di lautan, terdiri dari energi gelombang lautan, energi pasang surut, energi panas laut, energi angin laut, energi ini banyak terdapat diseluruh perairan lautan teritorial Indonesia. Menurut guru besar kelautan IPB Rokmin Dahuri, bahwa energi-energi dilautan Indonesia mampu mengatasi kelangkaan BBM dan energi listrik dengan memanfaatkan energi laut untuk pembangkit listrik di Indonesia. Tidak ada wilayah tanah air tanpa ada lautan dan angin.
Energi gelombang laut di Indonesia dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 2-3 juta MW (mega watt). Energi gelombang ini terjadi karena angin yang bertiup akan menyebabkan permukaan laut berguncang dan bergelombang, panjang gelombang cukup lama dan periode waktunya cukup tinggi serta rapat. Pada daerah pesisir pantai seperti yang ada di Pulau Biak, di pantai barat Sumatera dan Kepulauan Riau, utara Sulawesi dan Jawa dapat menghasilkan densitas gelombang sebesar 55 MW per mil ke pesisir pantai dan dapat mengalirkan energi listrik untuk 2100 rumah nelayan di daerah tersebut.
Energi Pasang surut, yang terjadi karena perbedaan permukaan air laut sepanjang waktu yang diakibatkan gaya gravitasi bulan dan matahari dan pergerakan rotasi bumi. Wilayah laut tanah air terdapat beberapa Samudera dapat menghasilkan energi sebesar 1800 MW. Selain energi tersebut diatas Indonesia dapat menghasilkan Energi dari Panas Laut (ocean thermal energy) dari panas Matahari, karena lapisan permukaan bumi tidak pernah mengalami pendinginan sejak terbentuk hingga sekarang. Pancaran sinar matahari yang mencapai wilayah Laut Indonesia sebesar 4.000.000.000.000.000 kilowatt jam tiap hari, jumlah yang sangat besar untuk pembangkit listrik di Indonesia yang belum dimanfaatkan. Yang jumlahnya dapat menyamai cadangan energi yang terkandung didalam perut bumi Indonesia sebesar 265 bilium barel minyak bumi (Sumber, BPPT Geoteknologi, 2001).
Energi panas matahari yang diserap dilaut dapat diubah menjadi tenaga listrik. Sinar matahari yang datang dapat diubah menjadi kalor (panas) yang memanaskan lapisan air laut di daerah tropis kira-kira 30oC dan kira-kira 600 meter dibawah permukaan suhu kurang lebih dari 150C agar dapat memanaskan gradien panas, perbedaan suhu, untuk menjalankan sebuah turbin dan menghasilkan listrik.
Pembangunan Jaringan Energi Panas Matahari di darat dapat dikembangkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah terisolir akibat kondisi geografis yang terjal dan jaringan PLNperlu dikembangkan setiap tahun karena setiap wilayah Propinsi di Indonesia terdapat 10 persen wilayah dengan karakteristik terjal dan terisolir dengan tingkat gradien panas matahari diatas suhu 32oCseperti kondisi cuaca saat ini. Pemanfaatan pembangunan energi PLTS dengan jaringan energi panas laut di lautan Indonesia masih sangat terbatas termasuk di Provinsi Sumut sehingga Indonesia tetap tertinggal jauh dari negara yang memiliki kapasitas sumber daya energi laut terbatas seperti Norwegia, Belanda dan Jerman. Mungkin sebentar lagi kita “antri energi listrik”.
Energi Angin Laut dan Darat, panjang garis pantai Indonesia seluas 86.000 km dengan iklim daerah tropis seharus kita mampu memanfaatkan Energi yang dihasilkan oleh Angin Laut dan Darat dan sangat cocok bagi daerah pesisir dan pulau-pulau terpencil diperbatasan lautan teritorial Indonesia untuk konsumsi energi listrik. Menurut BMKG, bahwa kecepatan angin di Indonesia rata-rata 2 m/detik sampai 6 m/detik. Kalau diasumsikan, dengan kisaran 3 meter/detik, maka potensi yang dapat dimanfaatkan diperkirakan sebesar 100.000 MW, asalkan dengan menggunakan teknologi baru yang mampu menggerakan turbin. Hasil penelitian Brown (2004), hingga tahun 2003 lalu (termasuk data tahun 2010 masih sama dalam urutan penggunaan), negara paling besar menggunakan energi angin adalah Jerman sebesar 13.500 MW dari sekitar 21% dari kebutuhan energi Nasional, selain menggunakan energi biodiesel dan etanol termasuk terbesar kedua setelah Brasil. Spanyol sebesar 4.800 MW, Amerika Serikat sebesar 4.700 MW, Denmark sebesar 2.900 MW dan India 1.700 MW. Sedangkan Indonesia baru dapat memanfaatkan sebesar 0.4 MW.
Sangat ironis sekali dinegeri kaya energi alternatif yang diberikan alam secara “gratis” tersebut diatas tapi malasmemanfaatkan secara maksimal kelebihan yang ada akibatnya sekarang banyak antri BBM, dan merupakan salah satu akar permasalahan terjadinya kelangkahan BBM karena ini dapat mendorong pengusaha “bermain minyak”. Mereka tahu pemerintah “bisa diatur”.  3. Energi Batu Bara dan Gambut.  Dalam resolusi PBB No. 33/148, tanggal 01 Desember 1978, dinyatakan bahwa salah satu sumber energi yang baru dan terbarukan. Bahan bakar yang sumbernya tidak dapat diperbaharui dan terjadi dari proses pembentukan yang sangat lambat 20-80 cm/100 tahun, pada daerah tanah rawa maupun pada tanah berlumpur.
Menurut laporan Euroconsult (1983 dan 1999) yang lalu bahwa potensi gambut di Indonesia diperkirakan sebesar 8.801.500 hektar dengan ketebalan lebih dari 2 meter. Tersebar di Sumatera dengan potensi 4.762.000 hektar, Kalimantan dengan jumlah cadangan 3.194.500 hektar dan Papua terdapat 845.000 hektar yang dapat dimnfaatkan untuk energi. Masa habis 100 tahun belum dimanfaatkan secara maksimal terutama dalam pengembangan jaringan teknologi gambut bagi pembangunan ketenagalistrikan di Desa-desa tertinggal sesuai dengan karateristik geologi di kawasan Indonesia Timur.
Indonesia memiliki jumlah cadangan batu bara yang teridentifikasi dari hasil pemetaan geologi yaitu 12.780.000 tonBelum teridentifikasi sekitar 12.594.184 ton tersebar diseluruh Nusantara. (sumber Deptamben, 1998, 2006)Dengan kapasitas sebesar ini maka masa habisnya sekitar 300-400 tahun. Namun hal ini justrunya menimbulkan ironi karena penggunaan batubara sebagai energi alternatif di Asia, Indonesia pada abad 21 ini baru sekitar 12,80% dan urutan ketiga setelah Taiwan (26, 3%), Thailand sekitar 18,2% dan Malaysia sekitar 7,3%, lebih tragis lagi ketiga negara tersebut hanya memiliki jumlah cadangan batubara sebesar 6 juta ton.
4. Energi panas bumisebagai daerah vulkanik, potensi panas bumi Indonesia mampu membantu mengatasi krisis energi terutama energi listrik, terdapat disepanjang jalur Pulau Sumatera, Pulau Jawa, NTT, NTB, hingga kepulauan di Laut Banda, Halmahera, Pulau Sulawesi dan sebagian Kalimantan. Disepanjang jalur vulkanik ini terdapat 70 daerah sumber energi panas bumi yang seharusnya telah dieksplorasi dari 251 lokasi panas bumi di Indonesia yang prospektif untuk dikembangkan dengan potensi total energi sebesar 27.000 MW dan terbesar di dunia, tetapi baru digunakan 800 MW.
5. Energi Biodiesel dan Etanol, sebagai negara penghasil kelapa sawit yang terluas di dunia dan penghasil tebu kedua setelah Brazil, seharusnya Indonesia sudah mampu memiliki pusat pengisian umum bahan bakar biodiesel dan etanol. Limbah-limbah sawit dan tebu dan tumbuhan hijau dapat digunakan untuk pembuatan bahan bakar alternatif untuk mengganti enegi konvensional yang sangat merusak lapisan geosfer, ternyata masih sangat minim dimanfaatkan untuk energi alternatif dimasa sekarang, akibatnya BBM bisa dipermainkan selama pemerintah tidak meregulasi pemanfaatan energi alternatif secara massal dan murah. Maka kelangkaan dan antri BBM akan selalu ada dan menimbulkan gejolak ekonomi.
 6. Energi Air Terjun, Indonesia memiliki karakteristik geologi yang rumit dan sebagian wilayahnya hampir ditemukan unsur pergeseran batuan yang membentuk beragam jenis patahan, indikasi ada patahan maka dapat diketahui didaerah itu akan banyak ditemukan beragam jenis air terjun sebagai gejala adanya pembendungan air di dalam dan di atas permukaan, yang dapat di manfaatkan untuk energi Pembangkit listrik Tenaga Mikrohidro bagi desa-desa terpencil dan jauh dari jaringan listrik negara.
7. Energi Nuklir, Pengembangan energi Nuklir hanya dapat dimanfaatkan apabila sumber-sumber energi yang ada telah mendekati masa habis sehingga Indonesia dapat melakukan peningkatan kesejahteraan rakyat dengan adanya investasi dari sumber energi alternatif tersebut. Pemerintah tidak perlu menunggu gejolak di masyarakat hanya merugi investasi dan pembangunan yang sedang berlangsung.
 
M. Anwar Siregar
Geologist, Pemerhati Masalah Lingkungan dan Geosfer, Tulisan ini sudah dimuat pada Harian "WASPADA" Medan tanggal 26 Juli 2011

No comments:

Post a Comment